Sabtu, 10 April 2010

Borobudur

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha Terbesar di Abad ke-9, Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.

Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.

Dieng Wonosobo

Dieng adalah dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Secara administrasi, Dieng mencakup Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, KabupatenBanjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Hingga tahun 1990-an wilayah ini tidak terjangkau listrik dan merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.

Etimologi

Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Sunda Kuna: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari bahasa Sunda karena diperkirakan pada masa pra-Medang 600 daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.

Geologi

Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.
Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.

Kawah-kawah

Berikut adalah kawah-kawah di DTD:
  • Candradimuka
  • Sibanteng
  • Siglagah
  • Sikendang, berpotensi gas beracun
  • Sikidang
  • Sileri
  • Sinila, berpotensi gas beracun
  • Timbang, berpotensi gas beracun
Kawah Sibanteng
Sibanteng terletak di Desa Dieng Kulon. Kawah ini pernah meletus freatik dua pada bulan Januari 2009, menyebabkan kawasan wisata Dieng harus ditutup beberapa hari untuk mengantisipasi terjadinya bencana keracunan gas. Letusan lumpurnya terdengar hingga 2km, merusak hutan milik Perhutani di sekitarnya, dan menyebabkan longsor yang membendung Kali Putih, anak Sungai Serayu.
Sebelumnya Kawah Sibanteng meletus pada bulan Juli 2003.

Kawah Sikidang
Kawah Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas.
Kawah Sileri
Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali. Letusan terakhir adalah Juli 2003.
Kawah Sinila
Sinila terletak di Desa Dieng Wetan. Kawah Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979, tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun kemudian terperangkap gas yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila. Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.

Puncak-puncak

  • Gunung Prahu (2.565 m)
  • Gunung Pakuwaja (2.395 m)
  • Gunung Sikunir (2.263 m), tempat wisata, dekat Sembungan

Danau vulkanik

  • Telaga Warna, obyek wisata dengan tempat persemadian di dekatnya
  • Telaga Cebon, dekat desa wisata Sembungan
  • Telaga Merdada
  • Telaga Pengilon
  • Telaga Dringo
  • Telaga Nila

Obyek wisata

Beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai obyek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Berikut beberapa obyek wisata di Dieng.
Dieng adalah sebuah kawasan di daerah dataran tinggi di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa Dieng terbagi menjadi Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Kawasan ini terletak sekitar 26 km di sebelah Utara ibukota Kabupaten Wonosobo, dengan ketinggian mencapai 6000 kaki atau 2.093 m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin. Temperatur berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Bahkan, suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di pagi hari, terutama antara Juli—Agustus. Penduduk setempat menyebut suhu ekstrem itu sebagai bun upas yang artinya "embun racun" karena embun ini menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Dieng menjadi satu Tujuan Wisata Dataran Tinggi di Jawa Tengah, yang sangat unik di Dieng adalah dataran tinggi yang curam dan terjal tetapi ditanami oleh berbagai macam tanaman dan sayuran. Sejak dahulu kawasan dataran tinggi dieng yang terletak di kabupaten Wonosobo ini dikenal sebagai pusat berbagai macam tanaman dan sayuran, selain itu suasana pagi Dieng terasa sangat sejuk dan kita tidak tahu kapan kabut turun yang membuat suasana menjadi lebih mistis.
Eksotika Pemandangan kawasan ini sudah tidak diragukan lagi, ada banyak objek Landscape yang dapat anda nikmati. Seperti Telaga Warna salah satu telaga yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, disini kita bisa menikmati 3 macam telaga biru, hijau dan coklat. Walaupun masih banyak telaga yang lain seperti telaga Merdada, Sumurup dan Pengilon.
Selain objek wisata Telaga dan pemandangan, kita bisa menikmati objek Arsitektur Sejarah. Disini terdapat situs reruntuhan candi purbakala hindu yang konon dibangun bersamaan dengan zaman dengan dibangunnya Candi Borobudur, sekitar abad ke-8 Masehi, dulu merupakan pusat penyebaran agama Hindu pertama di Jawa Tengah. Para ahli arkeolog yakin komunitas hindu didataran tinggi dieng adalah awal lahirnya Dinasty Syailendra yang pada jamannya membangun candi yang monumental dalam sejarah. Selain reruntuhan candi kita juga menemukan reruntuhan sisa – sisa kerajaan masa lampau. Yang unik, candi-candi disekitar dieng ini dinamai tokoh-tokoh pewayangan Pandawa Lima. Ada empat kelompok candi yakni kelompok Candi Dwarawati dan Parikesit, kelompok Candi Dwarawati Timur, kelompok Candi Setyaki, Ontorejo, Petruk, Nala Gareng, dan Nakula-Sadewa, serta kelompok Candi Arjuna, Semar, Sembodro, Puntadewa, dan Srikandi.Kelompok bangunan candi dieng ini terletak pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut dan ditemukan pada sekitar tahun 1800.

Kawah didataran tinggi Dieng tergolong masih aktif, karena masih mengeluarkan belerang panas dan beberapa ada yang beracun. Jika anda tertarik untuk mengunjungi beberapa kawah yang terdapat di kawasan ini sebaiknya menanyakan kepada penduduk sekitar, kawah mana saja yang cukup aman dikunjungi. Salah satu kawah yang terkenal adalah kawah candradimuka, yang dinamai menurut cerita Gatot Kaca dilebur dikawah tersebut.
Jalan untuk menuju tempat ini sangatlah menanjak dan jalan yang berliku sangat tajam.
Dataran Tinggi Dieng hanya mempunyai satu akses masuk, yaitu dari Wonosobo jika ingin kesini Anda harus melewati daerah ini terlebih dahulu. Sedangkan jika Anda dari arah Yogyakarta sebaiknya dari arah magelang dan terus ke Wonosobo. Dan bersiaplah menikmati pesona alam Dieng yang Eksotik.

Untuk menikmati keindahan di kawasan Dieng, sebaiknya Anda sampai sebelum matahari terbit, karena cuaca Dieng termasuk unik. Selain menikmati matahari terbit dari balik dataran tinggi pegunungan cuaca bagus disini sangat cepat, mungkin karena iklim pegunungan yang cepat berubah dan sering turun kabut secara tiba-tiba. Kondisi cuaca yang sangat baik disini dari jam 6 sampai jam 9 pagi, jadi persiapkan diri Anda mau keobjek mana saja dalam waktu 3 jam.

Air Terjun Curugsewu Kendal




Nama air terjun tersebut diambil dari nama desa dimana air terjun tersebut berada, yakni desa Curug Sewu tepatnya Kecamatan Patean, jaraknya 40 Kilometer dari Kota kendal dengan terlebih dahulu melewati kota Weleri dan Sokoharjo.

Air Terjun Curugsewu memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri dibandingkan air terjun lainnya, dengan total ketinggian 70 meter yang terdiri dari 3 terjunan, masing-masing memiliki ketinggian 40 meter, 15 meter, dan 20 meter, terlihat sangat indah dan menawan untuk dipandang lebih-lebih pada saat tertentu dari antara terjunan muncul pelangi dengan aneka ragam warnanya yang mempesona.



Batang

BATANG (JAWA TENGAH)
Batang adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, Luas daerahnya ada 788,64 km2 dan terbagi dalam 12 wilayah kecamatan serta 241 desa. Jumlah penduduk 611.799 orang pada tahun 1993. Batang sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa. Selatan oleh Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, barat oleh Kodia/Kabupaten Pekalongan dan Timur oleh Kabupaten Kendal. Karena kedudukan daerahnya yang baik, antara lain berupa alam pegunungan, hutan dan perkebunan, Kabupaten ini juga memiliki tempat-tampat menarik yang potensial untuk pengembangan kepariwisataan daerah.


PANTAI INDAH UJUNGNEGORO
Sebuah kawasan pantai utara Batang yang indah, terletah kurang lebih 14 km arah timur laut dari kota Batang, Satu bagian tepi pantainya ada yang tingginya 14 m dari permukaan laut, jarang terdapat sepanjang pantai utara Jawa, hal ini membuat panorama sekitar pantai kian indah. Pada dataran pantainya yang tinggi itu terdapat dan sebuah pemakaman kecil, petilasan dari Syeikh Maulana Maghribi. Di sekitar daerah ini tersedia pula tempat menarik untuk memancing.
AIR TERJUN GENTING
Terletak di wilayah Kecamatan Bladi, kurang lebih 38 km kearah selatan dari Batang, Curug indah dengan ketinggian 40 m ini dikelilingi lautan pinus dengan kera-keranya dan alam pedesaan yang menghijau.

PANTAI SIGANDU
Suatu tempat yang indah di Pantai Utaara Kabupaten Batang, tidak jauh dari pusat kota. Disini bisa didapati beberapa fasilitas tempat untuk berteduh, tempat bermain anak, juga pemandangan yang indah. Banyak wisatawan domestik yang datang ke pantai Sigandu ini.


AGROWISATA PT PAGILARAN
Agrowisata ini terletak kurang-lebih 1000 meter di atas permukaan laut dengan temperatur rata-rata 15-21 derajat Celcius pada siang hari dan 15-18 derajat Celcius pada malam hari, 40 km kearah selatan dari kota Batang Udara yang nyaman, tenang, sejuk dan menyegarkan dengan keindahan alam yang hijau dapat disaksikan disini. Beberapa fasilitas yang menyertai antara lain : homestay dengan tarif Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah), wismadengan tarif Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) s/d Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per malam, tersedia air panas, sarana rekreasi dan olah raga, ruang rapat dan gedung pertemuan, keliling kebun dengan pemandu lokal dan fasilitas lain.

AGROWISATA KEBUN TEH PAGILARAN
Kalau di Jakarta ada Puncak sebagai tempat istirahat dan wisata maka warga seputaran Pekalongan mengenal Pagilaran Kab. Batang sebagai tempat wisata Agro paling menarik.
Lokasi : Pagilaran, Kec. Blado, Kab. Batang 51272 - Telp. (0285) 414030
FASILITAS
Akomodasi berupa 3 buah wisma kapasitas 100 orang dengan tarif antara Rp. 60.000,- sampai Rp. 80.000,- per malam, dan 2 Homestay kapasitas 20 orang dilengkapi fasilitas air panas dengan tarif Rp. 250.000,- per malam. Ruang rapat/sidang dengan kapasitas 50 orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500 orang
Tersedia lapangan olah raga tenis, badminton, sepak bola, volly ball, bilyard dan lain-lain. Transportasi keliling kebun Pagilaran berikut pemandu lokal. Menikmati kesenian khas Pagilaran, seperti lengger tradisional, lengger kreasi baru, Kuntulan, Kuda Lumping, Karaoke dan lain-lain. Melayani paket-paket wisata pendidikan, konvensi, rekreasi, hikking, trekking, camping, arisan, pesta, syukuran dll.
Menyediakan arena wisata minat khusus, seperti sepeda gunung, tebang layang, kunjungan ilmiah dll. 

APA YANG MENJADIKAN KEBUN PAGILARAN MENARIK?
  • Pemandangan dan pesona hamparan kebun teh di pegunungan dengan ketinggian 1.000 sampai 1.500 meter dpt.
  • Melihat proses pembuatan teh mulai dari pemetikan, pengolahan sampai pengepakan di pabrik
  • Anda dapat menikmati paket tea walk bersama instansi, sekolah, organisasi ataupun perusahaan anda, dengan berolah raga santai sambil menghirup udara sejuk dan segar
  • Menikmati matahari terbit dan tenggelam di cakrawala
  • Lingkungan pertamanan yang sehat, alami dan segar, jauh dari kebisingan dan polusi. Suhu kebun 15 0 - 18 0 C pada malam hari, 21 0 - 25 0 C pada siang hari.
  • Air terjun/Curung Binorong dan Curung Kembar, dengan pemandangan di sekitarnya yang indah dan alami, dan hamparan kebun teh dan kebun cengkeh sepanjang lereng pegunungan
  • Obyek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, Kopel, Kerata Gantung, Bak Air Sijegang dll.
BAGAIMANA MENCAPAI KEBUN ?
  • Dengan Kendaraan Umum dari Batang - Bandar - Blado - Pagilaran
  • Kendaraan Pribadi ataupun kendaraan khusus (tour wisata ASITA) dari Yogyakarta lewat Temanggung memakan waktu + 3,5 jam, dari Semarang lewat Sukorejo + 2,5 jam dan dari Solo + 4,5 jam.
SEJARAH KEBUN
  • Tahun 1880 Perkebunan Pagilaran oleh suatu maskapai Belanda.
  • Tahun 1922 dibeli oleh Pemerintah Inggris dan digabung dengan Pemanukan anda Tjiasem Land's PT (P & T LAND' S PT)
  • Tahun 1964 Hak Guna P & T LAND'S habis dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia
  • 23 Mei 1964 oleh pemerintah diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM dengan tujuan Peningkatan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi disamping sebagai perusahaan dengan nama PN PAGILARAN
  • 1 Januari 1974 PN PAGILARAN statusnya menjadi PT PAGILARAN
  • 5 Mei 1977 mendapat tambahan areal Segayung Utara menjadi bagian dari kebun Pagilaran dengan surat No. 14/hgu/da/77
»DATA UMUM PENGELOLA
Nama Pengelola
PT. PAGILARAN
Alamat Kantor Pusat
Jl. Faridan M. Noto 11 Yogyakarta
Telp. (0274) 561392, Fax. (0274) 540628
»DATA UMUM OBYEK WISATA AGRO
Nama Obyek Wisata Agro
Agrowisata Kebun Pagilaran
Nama Lokasi
PT. Pagilaran, Desa Keteleng, Kec. Blado, Kab. Batang
Provinsi
Jawa Tengah
Jarak Lokasi ke Kota Kabupaten
36 Km
Sarana Transportasi dari Kabupaten ke Lokasi
Kendaraan Umum (roda 2, roda 4)
Jarak Lokasi ke Ibukota Provinsi
102 Km
Sarana Transportasi dari Ibu Kota propinsi ke Lokasi
Kendaraan Umum (roda 2, roda 4)
Jarak Lokasi ke Jakarta
400 km
»DATA DASAR OBYEK WISATA AGRO
LAHAN
Luas
1.100 ha
FASILITAS

Utama
Hamparan Kebun Teh dan Pabrik Pengolahan Teh

Taman/kebun rekreasi
Aneka Tanaman (Kopi, Kina, Cengkeh, Kakao, Kelapa); air terjun

Sarana Lainnya
Penginapan Kapasitas 150 orang

Pendukung
Gedung Pertemuan Kap. 500 orang; ruang rapat kap. 50 orang; sarana olah raga (tenis lap; tenis meja, sepok bola, badminton)

Pemandu Wisata
10 orang

Tarif Kunjungan
- karcis masuk Rp. 1.000,00/orang


- penginapan Rp. 60.000,-- Rp. 80.000,00/km/mlm


- Homestay Rp. 250.000,-- /malam
(termasuk hari libur)

Kantor Informasi
- Kantor Pusat : Jl. Faridan M. Noto 11 Yogyakarta,
Telp. (0274) 561392


- Senin-Jum'at pukul 8.00 - 14.00


- Kebun Pagilarang, Batang, Jawa Tengah,
Telp. (0285) 414030


Senin-Jum'at pukul 8.00 - 14.00

POTENSI PROSPEK

Daya Tarik Bagi Wisatawan Domestik
- Agrowisata pendidikan (melihat langsung :
- berbagai jenis tanaman perkebunan,
- berbagai perlakuan dalam pengelolaan tanaman (mis.pembibitan, pemupukan, petik hasil, babad dll),
- berbagai jenis hama dan penyakit dst.


- "Tea Walk"


- Melihat proses pengolahan teh

Jumlah kunjungan wisatawan dalam 2 tahun terakhir
http://database.deptan.go.id/agrowisata/viewdata.asp?id=46
15.564 orang


HOTEL  DENGAN FASILITAS :
Ruang Pertemuan, Restoran, tempat tidur spring bed, kamar mandi dalam dengan air panas dan dingin, TV berwarna dan Video sentral, telepon di kamar, AC split dan minibar.
  • YUDHISTIRA HOTEL
    Phone (0285) 92121, 92331, 92497, 92276 (HUNTING)
    Fax (0285) 92276 PO BOX 258 BATANG 51251 Central Java Indonesia
  • SENDANG SARI HOTEL (JASMINE HOTEL)
    Jl. Jenderal Sudirman No. 29 Batang Jawa Tengah
    Phone (0285) 92100 Hunting, Fax (0285) 91292
  • DEWI RATIH HOTEL (JASMINE HOTEL)
    Jl. Raya Sambong Batang 51212 Phone (0285) 92223, 92224

KANTOR PARIWISATA KABUPATEN BATANG
JL. RA. Kartini No. 1 Telp. (0285) 91141 BATANG
LOMBAN
Even menarik disekitar pantai Klindang terletak kurang lebih 3 km sebelah utara kota Batang ,dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih para nelayan karena hasil tangkapan ikannya.Ini adalah merupakan aktivitas para nelayan yang melakukan lomba mendayung perahu dimana awal mulanya hanya untuk bersenang-senang tapi kemudian menjadi bersifat kompetitif.Even ini dilaksanakan setiap tahun yaitu satu hari sesudah menjalankan Idul Fitri,didahului dengan prosessi/karnaval para nelayan yang memakai atribut dan pakaian warna warni yang lucu dan menarik,berawal dari lokasi Lomban hingga Kantor Bupati Batang sepanjang kira kira 3 km
==========================================================

Recent Post